Sustainability 17A #34
Pasona yang Mempesona dan Green District
Dwi R. Muhtaman,
sustainability learner
Kita akan berkunjung ke sawah di Tokyo. Untuk menuju sawah ini kita harus menemukan sebuah gedung sembilan tingkat berlokasi di Otemachi 2-6-2 Chiyoda-ku, Tokyo 100-8228 Jepang. Kita perlu melewati lobby layaknya perkantoran. Naik lift dan tiba di sawah pada lantai yang tepat. Pada tiap musim tanam beberapa orang dengan cekatan menanam benih padi pada area sawah di lantai salah satu tingkat gedung yang punya luas 215,000 square foot atau 19.974 meter persegi itu. Demikian juga bila musim panen tiba. Mereka memanen padi yang menguning dan siap diolah untuk konsumsi orang-orang yang berada di gedung yang penuh tananam merambat pada sisi luarnya itu. Tidak hanya padi. Terdapat 200 spesies tanaman yang dibenamkan dalam aneka media tanam, termasuk buah-buahan, sayuran dan padi yang dipanen itu, disiapkan dan disajikan di kafetaria di dalam gedung. Tidak hanya tanaman. Kita bisa juga menikmati ‘ranch’ mereka yang berada di lantai lain. Di situ sudah ada babi, kambing dan sapi yang pada saatnya siap disajikan untuk menu makan siang. Ada ternak di perkotaan—bahkan pertanian—di Tokyo adalah sesuatu yang ganjil. Apalagi pertanian dalam sebuah gedung perkantoran.
Di dalam kantor, tanaman merambat tomat yang nampak matang di atas meja konferensi, lemon dan pohon markisa digunakan sebagai partisi untuk ruang rapat, daun salad ditanam di dalam ruang seminar dan tauge ditanam di bawah bangku. Tanaman menggantung di kantong-kantong tanaman di sekitar meja rapat dan ada tanaman merambat yang tumbuh di dalam wadah vertikal dan kotak tanaman kayu di sekitar bangunan. Gagasan interior yang menghadirkan pertanian dengan nyata adalah sebuah karya brilian. Tidak saja membuat suasana kerja yang berbeda, tetapi juga memberi kesadaran lingkungan yang tinggi. Suasana pertanian ini menerbitkan rasa apresiasi terhadap produk-produk pertanian yang sehat. Semua tanaman diolah dengan organik.
Gedung yang mampu menampung 4.000 karyawannya itu adalah Pasona HQ sebuah perusahaan dengan desain hijau yang arsiteknya dikerjakan oleh Kono Designs LLC, sebuah perusahaan arsitek dari New York.i Pasona Group adalah perusahaan rekrutmen Jepang terkemuka.ii
Guy Standing dalam buku The Precariat: The New Dangerous Class (Bloomsbury Academic, 2011) menyebut Pasona adalah, agen kepegawaian Jepang yang didirikan pada tahun 1970-an. Setiap hari ia mampu mengirimkan seperempat juta pekerja ke berbagai tempat dengan kontrak jangka pendek. Pergeseran ke tenaga kerja temporer ini adalah bagian dari kapitalisme global. Dan marak di berbagai negara. Pendiri Pasona mengatakan fleksibilitas bukan saja memberi keuntungan bagi perusahaan, tetapi juga pekerja. Norma lama pekerjaan jangka panjang hanya sebuah sentimentil.
Catatan untuk foto-foto dalam artikel ini.iii
Dengan menggunakan pertanian berbasis hidroponik dan tanah, tanaman dan pekerja kantor Pasona berbagi ruang bersama. Sebagai contoh, tanaman merambat tomat dibiarkan di atas meja konferensi, pohon lemon dan markisa digunakan sebagai partisi untuk ruang rapat, daun salad ditanam di dalam ruang seminar dan tauge ditanam di bawah bangku. Lobi utama juga dilengkapi dengan sawah dan ladang brokoli. Tanaman ini dilengkapi dengan logam halida, HEFL, lampu neon dan LED dan sistem irigasi otomatis. Sistem kontrol iklim yang cerdas memonitor kelembaban, suhu dan angin untuk menyeimbangkan kenyamanan manusia selama jam kantor dan mengoptimalkan pertumbuhan tanaman selama jam kerja. Ini memaksimalkan hasil panen dan panen tahunan. Bunga musiman dan pohon jeruk ditanam di balkon di antara fasad berkulit ganda sedalam 3 inci. Sebagian mengandalkan iklim eksterior alami, tanaman ini menciptakan dinding hijau hidup dan identitas dinamis kepada publik.
Penggunaan ruang-ruang dan lantai untuk pertanian tentu merupakan kerugian yang signifikan jika dinilai dari potensi ruang yang bisa disewakan secara komersial. Namun, Pasona percaya pada manfaat pertanian perkotaan. Ruang hijau untuk melibatkan masyarakat dan untuk menyediakan ruang kerja yang lebih baik bagi karyawan mereka. Manfaat seperti itu di luar peningkatan estetika dan visual. Ini merangsang dan memberi inspirasi pekerja kota untuk menanam tanaman dan berinteraksi dengan lahan pertanian setiap hari dan memberikan peningkatan kesehatan mental, produktivitas, dan relaksasi di tempat kerja. Suasana kerja yang adem, aura alami yang segar dan dengan desain interior yang terbuka tentu akan memberi suasana kerja yang menyenangkan. Interaksi sosial makin rekat. Team building juga menjadi bagian penting karena tanggungjaawab untuk merawat tanaman-tanaman oleh karyawan masing-masing.
Studi menunjukkan bahwa kebanyakan orang di masyarakat urban menghabiskan lebih dari 80% waktu mereka di dalam ruangan. Tanaman juga dikenal untuk meningkatkan kualitas udara yang kita hirup dengan penyerapan karbon dan menghilangkan senyawa organik yang mudah menguap. Pengambilan sampel di udara di Pasona HQ telah menunjukkan pengurangan karbon dioksida di mana tanaman berlimpah. Peningkatan kualitas udara seperti itu dapat meningkatkan produktivitas di tempat kerja sebesar 12%, meningkatkan penurunanan gejala umum ketidaknyamanan dan penyakit di tempat kerja sebesar 23%, mengurangi absensi dan biaya pergantian staf. Karena itu karyawan HQ Pasona diminta untuk berpartisipasi dalam pemeliharaan dan panen tanaman dengan bantuan spesialis pertanian.
Tempat pembenihan juga ada di dalam gedung. Staf dapat membawa anak-anak mereka selama mereka bekerja dan menikmati arena pertanian. Pasona mengklaim 100 persent return rate bagi ibu-ibu muda, sesuatu yang penting bagi perusahaan yang mempunyai 70 persent tenaga kerja perempuan di negara yang partisipasi kerja perempuan tertinggi di dunia. Apa yang ditawarkan Pasona adalah misinya “to create a social work life balance, both for those it places in external jobs, as well as the 8,682-strong international workforce it employs directly.”
Atas gagasan kreatif Kono Designs inilah tercipta pertanian perkotaan pada Gedung Pasona. Dan memungkinkan karyawan menanam dan memanen makanan mereka sendiri di tempat kerja. Para pekerja di situ sibuk berbicara tentang bunga dan tanaman baru di tengah kesibukan daerah metropolitan Tokyo. Sementara itu karyawan dari gedung-gedung sekitarnya tak henti-hentinya membincangkan gagasan pertanian dalam gedung itu.
Menurut Stevie Famulari, Gds, Green Up! Sustainable Design Solutions for Healthier Work and Living Environments (Routledge/Productivity Press, 2020 ada solusi dan praktik penghijauan unik yang dapat digunakan untuk membantu menciptakan pergeseran gaya hidup. Praktik-praktik ini akan meningkatkan kesehatan ruang dan penghuninya baik dari perspektif pribadi, bisnis, lingkungan, dan keuangan. Dampak jangka pendek dan jangka panjang itu penting dipertimbangkan ketika kita beralih ke praktik sehat dalam gaya hidup, pilihan, dan desain situs. Buku Green Up! ini membahas berbagai praktik penghijauan yang dapat diterapkan pada struktur di perkotaan dan budaya pedesaan. Dari loteng, lingkungan sekitar, ruang kantor hingga fasilitas kesehatan. Dicontohkan beberapa entitas bisnis, anggota komunitas, desainer, dan penghuni rumah/apartemen yang mampu berintegrasi solusi hijau pada skala yang tepat ke dalam gaya hidup mereka. Salah satunya adalah Pasona.iv
Gedung Pasona merupakan perbaikan bangunan lama berusia 50 tahun yang mencakup area kantor, auditorium, kafetaria, taman atap dan fasilitas pertanian perkotaan. Di dalam gedung perkantoran seluas 19.974 meter persegi ada 3.995 meter persegi yang didedikasikan untuk ruang hijau. Semua makanan dipanen, disiapkan, dan disajikan di tempat di kafetaria – menjadikan Urban Farm Pasona sebagai skema kantor ‘pertanian-ke-meja’ (Farm to Table) terbesar di Jepang. Karyawan Pasona didorong untuk memelihara dan memanen tanaman dan didukung oleh tim spesialis pertanian.
Klien Pasona memiliki visi yang lebih besar untuk membantu menciptakan petani baru di daerah perkotaan Jepang dan minat baru dalam gaya hidup itu urban, demikian menurut pemilik yang dikutip dari Dezeen.v “Salah satu cara untuk mendorong ini adalah tidak hanya memberi tahu komunitas perkotaan tentang pertanian dan tanaman, tetapi untuk secara aktif terlibat dengan mereka melalui intervensi visual dalam gaya hidup sibuk mereka dan program pendidikan yang berfokus pada metode dan praktik pertanian yang umum di Jepang,” katanya, menambahkan.
“Fokus desain bukan pada standar hijau yang dipaksakan, di mana offset energi dan aturan tingkat efisiensi yang ketat. Melainkan pada gagasan tentang bangunan hijau yang dapat mengubah cara orang berpikir tentang kehidupan sehari-hari mereka dan bahkan pilihan karier dan jalur kehidupan pribadi mereka sendiri.”
Desain yang memberi visual lingkungan hijau yang menawan malah menguntungkan. Kegiatan ekstra selepas tugas-tugas resmi dengan memperhatikan tanaman mendorong interaksi sosial di antara karyawan yang mengarah ke kerja tim yang lebih baik dalam pekerjaan. Ini juga memberi mereka rasa tanggung jawab dan prestasi dalam menumbuhkan dan memelihara tanaman yang akhirnya disiapkan dan disajikan kepada rekan kerja mereka di kafetaria gedung. Pasona juga memahami bahwa di Jepang peluang penempatan kerja ke pertanian sangat terbatas karena dari penurunan terus-menerus pertanian di dalam negeri. Sebaliknya, Pasona berfokus pada mendidik dan menumbuhkan generasi petani berikutnya dengan menawarkan seminar publik, ceramah dan program magang. Program ini memberdayakan siswa dengan studi kasus, keterampilan manajemen, dan saran keuangan untuk mempromosikan pertanian tradisional dan perkotaan sebagai profesi yang menguntungkan dan peluang bisnis.
Famulari berpendapat banyak manfaat diperoleh dari menciptakan ruang menjadi hijau dengan beragam tanaman. Pada proses alami sebuah bahan dan benda membusuk dan berubah bentuk. Beberapa proses pembusukan membutuhkan waktu yang sangat singkat, seperti makanan. Namun bahan lain, memiliki proses pembusukan yang lebih lama, seperti
furnitur kayu lapis. Selama proses pembusukan alami, kontaminan menjadi udara dan bisa
mencapai tahap di mana mereka berbahaya bagi penghuni yang bernapas di situ.
Jangka waktu pembusukan dan terjadinya kontaminan mungkin bervariasi tergantung pada situasi: bau cat segar bisa bertahan beberapa hari dalam dalam keadaan yang membahayakan. Sedangkan sealant (pelapis kimia) dapat terbawa udara lebih lama. Tanaman, bagaimanapun, dapat menyerap kontaminan dari udara, air, dan tanah dan tanpa merugikan untuk perkembangan dan pertumbuhannya.
Proses pemanfaatan tanaman ini dapat meningkatkan kualitas udara, air, atau tanah secara alami. Pemanfaatan tumbuhan untuk membersihkan udara, tanah, atau air dikenal dengan istilah fitoremediasi. Anda bisa menggunakan tanaman yang memulihkan beberapa kebutuhan khusus ruangan, serta kebutuhan yang berfungsi untuk manfaat pembersihan secara keseluruhan.
Tentu saja kita dapat memilih untuk kenyamanan ruang atau tempat dengan tidak menggunakan bahan kimia yang tidak perlu. Jika kita menggunakan bahan desain yang menghasilkan lebih banyak kontaminan, maka perlu dipertimbangkan untuk membuat desain yang memberikan keseimbangan menuju lebih banyak tanaman dan praktik penghijauan di seluruh ruangan.
Saat mengeksplorasi pilihan desain, pertimbangkan tanaman yang mungkin cocok untuk kontaminan tertentu di diruang/lokasi. Ada database fitoremediasi yang dapat Anda gunakan sebagai sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk menemukan tanaman yang menyerap kontaminan di lokasi. Database kontaminan dan tanaman untuk fitoremediasi adalah cara untuk membantu pembersihan dengan penghijauan. Database tersebut dapat ditemukan di www.engaginggreen.com melalui link database fitoremediasi. Database diperbarui untuk ditampilkan lebih banyak studi saat mereka muncul.vi
Ada tambahan alasan untuk memilih tanaman tertentu, selain perbaikan kualitas udara, sinar matahari, atau kondisi lokasi lainnya. Tanaman juga dipilih untuk aroma, minat visual, warna, bentuk, kenangan pribadi atau sentimen, spiritualitas, dan alasan budaya. Alasan ini sama pentingnya dengan alasan fungsional seperti kualitas udara. Baik bentuk dan fungsi dapat diterapkan dalam desain Anda. Pilih tanaman yang membuatmu merasa baik. Tumbuhan mengubah energi suatu ruang, menghadirkan ketenangan, dan menjadi contoh yang menarik
bagi perubahan harian.
Famulari juga menyingung soal pemanfataan air yang disebut Grey Water. Apa itu Grey Water dan apakah aman digunakan pada tanaman? Menurut Famulari Grey Water aman untuk tanaman. Grey Water adalah air yang berasal dari wastafel Anda, bak atau pancuran mandi. Black water (Air hitam) adalah air dari toilet dan tidak dapat digunakan kembali. Grey Water mungkin masih mengandung sabun atau agen pembersih encer di dalamnya tetapi tanaman dapat menggunakan Grey Water dengan mudah pada sistem berbasis tanah dan sistem hidroponik. Kita bisa menambah Grey Water dengan air tawar.
Sumber Grey Water di setiap apartemen bisa digunakan dalam desain yang ditanam dengan menggunakan kelebihan air dari dapur dan wastafel kamar mandi, pancuran, dan bak mandi, dan membuat serangkaian tabung untuk pekebun. Tabung atau perpipaan bisa didesain secara fungsional dan estetis di dalam rumah. Jika Grey Water tidak dapat disalurkan ke seluruh apartemen, dapat disimpan di bawah wastafel dan digunakan bila dibutuhkan untuk menyiram tanaman. Ini bisa dilakukan secara manual jika apartemen tidak memungkinkan tabung untuk dijalankan melalui ruang.
Dalam dua tahun, program pertanian Pasona telah merekrut 150 dan 200 siswa masing-masing, yang bertujuan untuk membalikkan tren penurunan jumlah petani dan untuk memastikan produksi pangan berkelanjutan di masa depan. Saat ini, Jepang menghasilkan kurang dari 1/3 biji-bijian mereka secara lokal dan mengimpor lebih dari 50 juta ton makanan setiap tahun, yang rata-rata diangkut lebih dari 9.000 mil, tertinggi di dunia. Karena tanaman yang dipanen di Pasona HQ disajikan di dalam kafetaria gedung, maka menegaskan penerapan konsep ‘nol jarak tempuh makanan’ (zero food mileage) dari sistem distribusi makanan yang lebih berkelanjutan yang mengurangi biaya energi dan transportasi, interaksi sosial dan melibatkan komunitas Tokyo yang lebih luas dengan menunjukkan manfaat dan teknologi pertanian perkotaan.
Menciptakan ruang hijau di dalam gedung komersial adalah salah satu cara yang dilakukan perusahaan untuk menunjukkan bahwa mereka menghargai karyawan mereka dan lingkungan yang lebih besar, tulis Famulari lebih lanjut. Hal itu akan menarik perusahaan untuk menyewa ruangan kantor, mengesankan klien, dan meningkatkan kualitas kehidupan kerja untuk semua. Berbagi ruang dengan banyak orang di kantor adalah kesempatan untuk menggambarkan nilai dan tampilan bisnis, sekaligus menciptakan ruang yang sehat.
Membawa bahan tanaman dan praktik hijau dapat meningkatkan kualitas udara, serta meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan karyawan, retensi, efektivitas, dan kesuksesan jangka panjang bagi individu serta keseluruhan bisnis. Meningkatkan kualitas hidup di kantor dengan desain ramah lingkungan dapat dicapai melalui desain-desain kecil maupun karya skala besar. Gagasan kecil desain dapat dibuat secara bertahap misalnya dengan mulai menggunakan Grey Water dari wastafel kantor dan dengan menggunakan penerangan alami siang hari. Menambahkan udara sehat dan menanam tanaman memungkinkan karyawan dalam suatu bisnis untuk bernapas lebih mudah dan berpartisipasi dalam kesehatan lingkungan dengan pengomposan, penggunaan Grey Water, dan praktik lainnya. Bisnis, karyawan, dan klien semuanya mendapat manfaat dari kesehatan, lingkungan yang menarik.
Situs komersial memiliki berbagai macam peluang desain baik di ruang kecil maupun besar, yang mentransformasi dinding kantor berwarna putih menjadi karya seni penuh warna, lorong panjang dengan banyak pintu terbuka lebar dengan ruang banyak cahaya – area ini menawarkan peluang untuk meningkatkan semua ruang kerja. Gagasan ini bisa diterapkan di area komersial termasuk ruang lobi kantor, lokasi ritel swasta, sekolah, hotel, fasilitas manufaktur, dan pabrik.
Desain dapat mencakup greenwalls, pembatas kantor, karya seni yang ditanam, greenwalls dan patung bergerak, dan permukaan vertikal dan horizontal, dan semuanya dapat memanfaatkan Grey Water. Pasona melakukan itu semua. Dan banyak gedung, kompleks perkantoran di berbagai lokasi di dunia merak menerapakan gagasan green building ini.
Desain gedung-gedung perkantoran seperti Pasona adalah sebuah kontribusi yang baik untuk merawat bumi yang lestari. Kota-kota metropolitan yang penuh sesak harus menemukan ceruk untuk bisa menjadi bagian gerakan pembangunan yang berkelanjutan. Para desainer interior, arsitek dituntut untuk berinovasi merancang bangunan yang mempunyai sustainability values.
“Better design can make sense aesthetically, environmentally—and economically,” kata Shannon Bouton, David Newsome, and Jonathan Woetzel dalam artikel mereka: Building the cities of the future with green districts (McKinset&Company, May 2015).
Bahkan Shannon Bouton, David Newsome, and Jonathan Woetzel melangkah lebih jauh dengan green district. Ini adalah gagasan yang tidak lagi pada skala gedung tetapi sudah pada skala distrik, urban, kabupaten/kota.
Dengan laju urbanisasi saat ini, kota-kota dunia akan menambah 65 juta penduduk setahun antara 2015 dan 2025. Permintaan infrastruktur akan meningkat pesat setiap tahun. India sendiri memerlukan ruang lantai sebanyak yang ada di semua Chicago, dan China lebih dari dua kali lipatnya. Cara dunia membangun sekarang akan menentukan keberlanjutan perkotaan— dalam emisi, produksi limbah, dan penggunaan air — selama beberapa dekade.
Dalam artikelnya ini, dipaparkan apa yang bisa menjadi building blocks untuk kota-kota berkelanjutan di masa depan: “green district” (distrik hijau). Sebuah istilah yang baru dan mungkin kini lebih tepat disebut sebagai green urban. Definisi distrik hijau, menurut para penulis, adalah sebuah area/daerah yang padat penduduk dan kohesif secara geografis yang terletak di dalam kota dan tempat kerja teknologi dan elemen desain untuk mengurangi penggunaan sumber daya dan polusi.
Secara umum, green districts menerapkan prinsip-prinsip desain yang mengarah pada penggunaan yang padat, berorientasi transit, dan perkembangan penggunaan campuran; mereka juga mempertimbangkan untuk menggunakan energi terbarukan sebagai sumber energi. EcoDistrict, sebuah organisasi nirlaba berbasis di Portland, Oregon–yang berspesialisasi dalam membantu pemerintah dan lainnya untuk mengembangkan kota yang berkelanjutan, mencatat bahwa distrik hijau menarik karena mereka cukup kecil untuk berinovasi dengan cepat, dan cukup besar untuk memberikan dampak yang berarti.vii
Minat terus tumbuh.
The US Green Building Council telah memulai program, berdasarkan keberhasilannya dengan sistem penilaian untuk bangunan individu, untuk mengevaluasi konsep lingkungan yang berkelanjutan Leadership in Energy and Environmental Design (LEED).
Dikenal sebagai LEED untuk Pengembangan Lingkungan (LEED for Neighborhood Development, LEED-ND), ini adalah sistem pertama dari jenisnya; menurut pengelola, idenya adalah untuk mengintegrasikan prinsip-prinsip pertumbuhan cerdas, urbanisme baru, dan bangunan hijau. Sejauh ini, lebih dari 300 proyek telah mendapatkan peringkat LEED-ND (2015). Estidama, sebuah program di Timur Tengah, yang dikutip Shannon Bouton, David Newsome, and Jonathan Woetzel, meluncurkan program sistem pemeringkatan serupa pada tahun 2010.
Beberapa organisasi mendukung perkembangan tersebut dan promosi distrik hijau di seluruh dunia. Pada bulan Juni 2014, Clinton Global Initiative dan EcoDistrict memulai Target Cities program. Itu idenya adalah untuk merevitalisasi lingkungan di delapan Kota-kota Amerika Utara (Atlanta; Austin; Boston; Cambridge, MA; Denver; Los Angeles; Ottawa; dan Washington, DC) dan dalam proses untuk membuat model dari yang memungkinkan komunitas lain bisa belajar.
Ada tiga alasan untuk green district akan terus berkembang.
Kabupaten hijau layak secara ekonomi. Sampai saat ini, di Amerika Serikat, green district yang didefinisikan sendiri telah dibangun, termasuk pengembangan Upton di Northampton, England, dan Civano seluas 1.145 hektar proyek di Tucson, Arizona, telah memberikanf manfaat lingkungan. Namun ada hal yang kurang diperhatikan yakni pertanyaan apakah mereka berkelanjutan secara ekonomi. Misalnya, satu perkiraan tentang Civano, yang direncanakan memiliki 2.600 keluarga dengan limbah, energi, dan penggunaan mobil yang jauh lebih rendah, telah memakan biaya $ 20 juta lebih banyak untuk dikembangkan daripada komunitas berukuran serupa, dengan master-plan konvensional.
Green district ternyata layak secara ekonomi, selama perencana yang teliti dan berhati-hati untuk menyesuaikan dengan teknologi yang tepat dengan lokasi, mempertimbangkan iklim, biaya sumber daya, regulasi, dan biaya teknologi, termasuk subsidi. Dalam banyak kasus, membuat ekonomi berhasil bukan semata masalah biaya berbanding waktu. Sebagai contoh,
memasang biaya sistem gabungan-panas-dan-daya sekitar dua kali lebih banyak dari gas alam konvensional sistem. Tetapi biaya operasinya kurang dari setengahnya, dan pengembalian atas biaya yang dikeluarkan lebih tinggi lima tahun. Dan itu bahkan tidak memperhitungkan
manfaat lingkungan terkait, seperti 30 hingga 50 persen lebih rendah emisi.
Kabupaten hijau bermanfaat bagi lingkungan. Dibandingkan dengan bangunan dan konstruksi standar, total dampak teknologi yang dipertimbangkan dalam model yang dikembangkan Shannon Bouton, David Newsome, and Jonathan Woetzel cukup substansial: konsumsi energi 20 hingga 40 persen lebih rendah; 60 hingga 65 persen lebih sedikit konsumsi air tawar dan produksi air limbah; 25 persen lebih sedikit sampah yang dibuang ke TPA. Kendaraan pribadi kilometer yang ditempuh adalah 50 sampai 80 persen lebih sedikit. Penghematan yang terkait dengan kabupaten hijau dihasilkan dari bagaimana berbagai teknologi bekerja sama. Sementara bangunan mewakili satu-satunya elemen terpenting dalam penghematan energi dan air, misalnya, manfaatnya bukan hanya tentang apa yang terjadi di dalam empat dinding. Faktor lain termasuk letak bangunan tersebut berada dan bagaimana orang-orang berpindah di antara mereka.
Logikanya, jika kabupaten lokal adalah sumber daya intensif atau sumber daya mahal, kabupaten memiliki potensi yang lebih besar untuk menghasilkan penghematan daripada sumber daya murah atau sudah dikonsumsi secara efisien.
Kabupaten hijau dapat meningkatkan kualitas hidup. Distrik hijau tidak hanya lebih ramah terhadap lingkungan alam tetapi mungkin juga lebih baik kepada manusia yang mendiaminya. Ketika kota tumbuh, kota sering menjadi lebih padat; yang dapat meningkatkan biaya hidup dan melakukan bisnis. Ini juga bisa berarti lebih banyak polusi udara dan dengan demikian lebih banyak penyakit pernapasan. Sebagai contoh, Organisasi Kesehatan Dunia memperkirakan bahwa 1.600 kota yang memiliki informasi, kualitas udara di sebagian besar tidak memenuhi standarnya. Kemacetan lalu lintas bukan hanya gangguan tapi juga merupakan biaya: menurut penelitian terbaru, biaya kemacetan, sebagian karena membuang-buang waktu dan kesabaran komuter, sama dengan 1,5 hingga 4,0 persen PDB. Melalui desain dan energi transit yang lebih baik perencanaan, kabupaten hijau dapat menetapkan arah kota yang lebih bersih, tidak padat, dan lebih layak huni.
Sebagian besar distrik hijau, seperti Malmo di Swedia, Distrik Galangan Kapal di San Francisco,
dan Distrik Bisnis Internasional Songdo Korea Selatan, adalah ruang yang menarik dan layak huni. Beberapa juga dirancang untuk keragaman sosial. Pengembangan Kronsberg di luar Hannover, Jerman, misalnya, menyediakan perumahan dengan berbagai ukuran dan tipe, termasuk kondominium, semi-terpisah, dan rumah keluarga tunggal, serta berbagai bentuk perumahan keuangan dan kepemilikan. Tujuannya adalah untuk menarik berbagai penduduk, termasuk yang kurang beruntung. Distrik hijau juga bisa menjadi bagian dari revitalisasi perkotaan, mengubah kekosongan atau perubahan daerah di kota-kota yang ada.
Hammarby-Sjostad di Stockholm, sebelumnya rusak, kawasan industri yang kurang dimanfaatkan, pada 2015 menjadi “desa ramah lingkungan” (eco-village).viii Sejumlah 25.000 penduduknya mendapat manfaat dari sistem transportasi yang menghasilkan 30 hingga 40 persen lebih sedikit karbon dioksida per rumah tangga dibandingkan dengan distrik yang terdekat, terutama karena perjalanan 40 persen lebih sedikit dengan mobil pribadi. Ini juga memiliki sistem pengolahan air limbah, air panas yang digunakan di lokal sistem pemanas distrik, dan biaya energi jauh lebih rendah (sebesar 32 hingga 39 persen).
Gedung dan kota/kabupaten, rumah dan desa adalah sebuah habitat tempat makhluk hidup termasuk manusia saling menggantungkan hidup dan kelanjutan kehidupannya. Dengan habitat dan ekosistem yang baik dan sehat maka akan melahirkan kehidupan dan interaksi yang sehat. Menciptakan lingkungan yang ideal untuk bekerja, bermain dan berkarya adalah cara yang terbaik untuk menghadirkan kehidupan yang sehat dab berkelanjutan.
Seperti apa yang disampaikan Pasona: “As an HR company, our offices have always addressed ideas for an ideal working environment,” kata juru bicara Pasona, Aiko Umehara pada CNBC. “That’s why we have animals, art work [throughout] the building, live musical performances during lunch, a nursery, gym, salon, etc.”
Dan jangan lupa. Bagi staf yang merasa terganggu dengan semua fasilitas itu, karyawan jadi terlambat kerja akan diberi hadiah makan malam gratis di kantin dengan 500 tempat duduk.
i http://konodesigns.com/urban-farm/
ii https://www.dezeen.com/2013/09/12/pasona-urban-farm-by-kono-designs/
iii Foto-foto dan gambar dalam artikel ini diperoleh dari website Konodesigns dan dezeen. Foto diperoleh langsung pada website tanpa ijin dari sumber aslinya. Artikel ini ditulis bukan untuk tujuan komerial. Bagi pembaca yang menginginkan foto untuk tujuan apapun disarankan untuk mengunjungi website yang bersangkutan.
iv https://www.pasonagroup.co.jp/english/
vi https://www.dezeen.com/2013/09/12/pasona-urban-farm-by-kono-designs/
v http://www.engaginggreen.com
vi https://ecodistricts.org
vii https://www.urbangreenbluegrids.com/projects/hammarby-sjostad-stockholm-sweden/
viii https://www.cnbc.com/2018/05/02/office-envy-pasonas-tokyo-japan-headquarters.html