Logo-Remark-Asia-WhiteLogo – Re-Mark AsiaLogo-Remark-Asia-WhiteLogo-Remark-Asia-White
  • Home
  • Who we are
    • Brief history
    • Career with us
    • Clients
    • Legalities
    • Networking and partnership
    • Purpose and vision
    • Management
    • Our experience
    • Our Team
  • What we offer
    • Consultancy Services
      • Carbon Stock Assessment
      • Free Prior and Informed Consent
      • High Carbon Stock
      • High Conservation Value
      • Land Use Change Analysis
      • Participatory Mapping
      • Social Impact Assessment
    • Sustainability Audit
    • HCVN ALS Report
  • AiKnow
    • About AiKnow
    • Meet the Trainers
    • Our Team
    • Courses
      • Top Courses
        • HCV ALS Lead Assessor Training
        • High Carbon Stock Training
        • Social Impact Assessment Training (SIAT)
      • HCV Concept Learning
      • HCV + HCS Integrated Lead Assessor Training Course
      • FPIC Concept Learning
      • Facilitator Training
      • In-house Training
    • Training & Activity
      • Training Calendar
      • Training Activity
      • Fieldtrip Activity
      • In-House Training
    • Quarterly Discussion
    • Program Mitra-AiKnow
      • Tokopedia
        • Prakerja
          • Sertifikat
    • Register
    • Contact Us
  • Knowledge
    • Juru Buku
    • Bincang Buku
    • Halaman DRM
    • Membumi Lestari
    • Sustainability 17A
  • Media & news
    • News
    • Galeri
    • Downloads
✕

Bincang Buku 15 – Rules for Radicals

  • Home
  • Media & news
  • News
  • Bincang Buku
  • Bincang Buku 15 – Rules for Radicals
Published by remarker at Friday February 12th, 2021
Categories
  • Bincang Buku
Tags
  • carbon accounting
  • carbon assessment
  • carbon calculation
  • certification
  • environmental services
  • HCS
  • HCS assessment
  • HCV
  • HCV assessment
  • ISCC
  • ISCC assessment
  • ISCC technical assistant
  • ISPO
  • ISPO technical assistant
  • konsultan
  • konsultan carbon
  • konsultan HCS
  • konsultan HCV
  • konsultan ISCC
  • konsultan ISPO
  • konsultan RSPO
  • konsultan SEIA/SIA
  • re-mark asia
  • re-markasia
  • remark asia
  • remarkasia
  • RSPO
  • RSPO technical assistant
  • SEIA
  • Social Impact Assessment
  • sustainability
  • Sustainability Audit
  • sustainability strategy
  • sustainable management
  • sustaining sustainability

Rules for Radicals

—Dwi R. Muhtaman—
Bogor-Bandung-Cirebon, 16112018

#BincangBuku #15

“We will either find a way or make one.
— HANNIBAL”

Saul Alinsky. “Rules for Radicals.” (1989).

Ketika pertama kali tagar #2019GantiPresiden dituliskan, tak banyak orang memperhatikan. Tetapi begitu banyak orang terperangah ketika #2019GantiPresiden menjadi viral dan diperbincangkan dimana-mana: di dunia maya maupun di alam nyata. Ia makin tak terbendung lagi ketika sambutan publik itu menjadi aliansi emosional dan aliansi faktual. Beragam persoalan dan tantangan kehidupan dan berbangsa menjadi perekat untuk menjadikan #2019GantiPresiden simbol perjuangan untuk perubahan. Apakah #2019GantiPresiden akan betul-betul menjadi fakta adanya presiden baru 2019? Tergantung bagaimana community organizing dilakukan oleh partai-partai yang mengusung presiden baru dan rakyat pendukungnya. Tanpa organisasi yang baik, strategi jelas dan mempunyai tujuan spesifik maka meskipun deklarasi dilakukan di seluruh wilayah nusantara, mungkin Presiden yang didukungnya tidak pernah bisa memasuki Istana.
Pemaparan yang menarik disampaikan oleh Aaron Schutz dan Mike Miller dalam buku yang mereka edit: People Power, The Community Organizing Tradition of Saul Alinsky (2015, h. 8). Mengambil contoh apa yang terjadi di Mesir, dalam Arab Spring dan Occupy Wall Street di New York. Jutaan orang demonstrasi di Mesir dan menggulingkan diktator. Tetapi orang-orang yang bertanggungjawab memobilisasi rakyat itu tidak mampu memilih pemerintahan untuk mengisi kekosongan kekuasaan. Analisis yang cermat atas “people power” di negara itu menjelaskan bahwa seharusnya hasil akhir bisa diperkirakan sebelumnya. Ketika presiden terpilih dianggap melebihi kekuasaan yang didefinisikan oleh militer, presiden disingkirkan dan masuk bui. Analisis yang cermat dari struktur kekuasaan negara itu seharusnya bisa memperkirakan bagaimana hasilnya.
Demikian juga apa yang terjadi dengan Occupy Wall Street. Kesenjangan ekonomi di Amerika Serikat telah mendorong kalangan bawah dan menengah bersatu untuk mengubah situasi. Berdasarkan polling warga Amerika setuju terhadap perlawanan atas kesenjangan pendapatan warga. Mereka demonstrasi berhari-hari di sekitar Wall Street—pusat keuangan dunia. Mereka menuntut politisi untuk melakukan sesuatu. Tidak ada yang dilakukan. Tidak ada perubahan apapun.
Mengapa itu bisa terjadi? Mereka perlu membaca Saul Alinsky.
Bagi para aktifis yang masuk dalam kehidupan kampus sekitar 1980-an atau sebelumnya pasti mengenal nama Saul Alinsky. Bahkan gagasan-gagasannya tentang community organizing seringkali dipakai sebagai strategi menggerakkan rakyat untuk memenangkan pemilihan presiden atau demonstrasi untuk perubahan sesuatu. Barack Obama dalam mempersiapkan diri menuju Gedung Putih, Washington menjadikan Alinsky sebagai sumber bacaan utama kerja-kerja masyarakatnya.

Saul Alinsky mencurahkan hidupnya untuk pendidikan kaum miskin, marjinal, kaum yang tanpa daya, kelas pekerja—dan menjelang dia wafat mulai masuk memperjuangkan kaum menengah termasuk mereka yang peduli pada demokrasi, keadilan sosial ekonomi untuk merealisasikan harapan dan aspirasi mereka. Dia adalah seorang idealis yang percaya bahwa orang-orang biasa, kaum awam mempunyai kemampuan untuk mengatur diri sendiri. Dia adalah orang yang percaya pada demokrasi keseharian dimana jika rakyat berpartisipasi dengan efektif dalam proses dan kehidupan demokrasi maka orang awam atau rakyat kebanyakan yang sangat banak dalam angka itu akan mampu memanifestasikan people power organizations. Alinsky adalah pemikir, penemu sosial sekaligus social enterpreneur yang melahirkan dua gagasan penting: the broad-based community organization, dan the professional community organizer (Schutz and Miller, 2015, h. 9).

Rules for Radicals (1989) adalah buku Alinsky yang banyak jadi rujukan bagi kaum pergerakan modern. Buku ini sangat praktis sehingga menjadi semacam buku panduan praktis untuk menyiapkan pengorganisasian masyarakat untuk melakukan perubahan-perubahan.
Dalam kamus umum radikal ini didefinisikan sebagai:
1.Radical reform is long overdue: thoroughgoing, thorough, complete, total, entire, absolute, utter, comprehensive, exhaustive, root-and-branch, sweeping, far-reaching, wide-ranging, extensive, profound, drastic, severe, serious, major, desperate, stringent, violent, forceful, rigorous, draconian. ANTONYMS superficial.
2.The apparently radical differences between logic and natural language: fundamental, basic, essential, quintessential; inherent, innate, structural, deep-seated, intrinsic, organic, constitutive, root. ANTONYMS minor.
3.A radical political movement: revolutionary, progressive, reforming, reformist, revisionist, progressivist; leftist, left-wing, socialist, anti-capitalist; extreme, extremist, fanatical, militant, diehard; informal red; British informal swivel-eyed; derogatory Bolshevik. ANTONYMS conservative, reactionary; moderate.
Kamus Besar Bahasa Indonesia memberi arti sbb:
ra.di.kal
Adjektiva (kata sifat)
1.secara mendasar (sampai kepada hal yang prinsip): perubahan yang radikal;
2.Istilah politik amat keras menuntut perubahan (undang-undang, pemerintahan);
3.maju dalam berpikir atau bertindak
Tidak ada yang salah dengan istilah radikal. Mengubah sesuatu, seringkali agar efektif harus dilakukan dengan cara total, radikal, mendasar, menyeluruh, revolusioner, progresif bahkan secara ekstrim. Tentu saja perubahan radikal bisa dilakukan baik dengan cara perlahan (inkremental) atau sertamerta. Tinggal memperhitungkan strategi dan situasinya.

Alinsky memang terkenal dengan kemampuannya untuk melakukan community organizing sebagai salah satu strategi untuk melakukan perubahan yang radikal, perubahan yang mendasar. Berdasarkan pengalamannya itu maka Rules for Radicals menjadi semacam kristalisasi pemikiran dan pengalamannya dalam melakukan community organizing.
Bagi Alinsky orang atau kelompok radikal harus tangguh, dapat beradaptasi dengan perubahan situasi politik, dan cukup peka terhadap proses aksi dan reaksi untuk menghindari terjebak oleh taktik mereka sendiri dan dipaksa untuk melakukan arah perjuangan yang bukan pilihan mereka. Singkatnya, kaum radikal harus memiliki tingkat kendali atas arus peristiwa. Itu penting karena kebanyakan orang menyurutkan dan menghukum ide-ide dan tulisan yang mengancam status quo yang berkuasa. Karena itu gerakan pengorganisasian masyarakat yang dilakukan dia sebut sebagai sebuah revolusi. Revolusi dari kaum the Have-Nots terhadap the Haves.
“Bagi status quo yang hanya perhatian terhadap citra publiknya, revolusi dianggap satu-satunya kekuatan yang tidak memiliki citra, tetapi malah mampu menciptakan bayangan yang gelap dan menakutkan pada masa yang akan datang.” (h. 37). “Revolusi oleh the Have-Nots merupakan cara untuk mendorong pencerahan moral di antara kaum the Haves.”
Revolusi hari ini telah menjadi identik dengan komunisme, sementara kapitalisme identik dengan status quo. “Kadang-kadang kita akan menerima revolusi jika dijamin berada di pihak kita, dan kemudian hanya ketika kita menyadari bahwa revolusi tidak dapat dihindari. “Kami membenci revolusi,” tulis Alinsky. Karena alasan itulah menulis buku Rules for Radicals ini sebagai panduan bagi the Have-Nots di dunia terlepas dari warna kulit mereka atau pandangan politiknya.
Tujuannya adalah memberi saran bagaimana mengorganisasikan kekuatan: bagaimana cara mendapatkannya dan menggunakannya. Bagi Alinsky kegagalan menggunakan kekuasaan dengan adil untuk kehidupan yang lebih baik bagi semua orang menandakan akhir revolusi dan awal kontra-revolusi—mungkin sebuah pandangan komunis-sosial meski yang dimaksudkan sebenarnya adalah justru meletakkan kekuasaan pada tempatnya yang pantas: untuk keadilan dan kemakmuran rakyat banyak. Bukan hanya untuk segelintir orang atau kelompok. Meski pun Alinsky mafhum bahwa: “It is not a world of peace and beauty and dispassionate rationality, but as Henry James once wrote, “Life is, in fact, a battle.”
Rules for Radicals menjelaskan beberapa aturan bagi kaum radikal dalam menggerakkan masyarakat (community organizing) yang masing-masing diuraikan dalam satu bab.
1.The purpose: perlu ditetapkan dengan baik, jelas dan dipahami oleh semua penggiat mengenai tujuan dari community organizing yang dilakukan. Pemahaman kolektif ini akan memberi fokus pada gerakan.
2.Of means and ends: pada bagian ini Alinsky menguraikan soal etika karena bagaimana pun banyak pandangan etika soal alat untuk mencapai tujuan. Apakah gerakan menghalalkan segala cara agar bisa mencapai tujuannya? Atau perlu menggunakan cara-cara yang secara etis tidak bertentangan dengan tujuan.
3.A word about words: kata yang digunakan akan berpengaruh terhadap gerakan. Tiap kata utama yang dipilih dan yang digunakan sangat penting dan selalu harus mempunyai makna dan maksud sesuai dengan arah dan strategi gerakan. Kecintaan pada kemanusiaan telah menyatu ke semua bidang kehidupan politik, termasuk kosa katanya. Kata-kata yang paling umum dalam politik telah ternoda oleh kesakitan, harapan, dan frustrasi manusia. Bahkan kata politik itu sendiri, yang dalam kamus Webster dikatakan sebagai “ilmu pengetahuan dan seni pemerintahan,”meski umumnya dilihat dalam konteks korupsi. Ironisnya, dalam kamus itu sinonimnya adalah hati-hati; hemat, diplomatis, bijaksana.
4.The education of an organizer: pendidikan, pemahaman, kompetensi atas apa yang diperjuangkan sangat penting dikuasai oleh organizer dan orang-orang yang terlibat. Pendidikan seorang organisator memerlukan waktu panjang dalam masalah organisasi, analisis pola kekuasaan, komunikasi, taktik konflik, pendidikan dan pengembangan pemimpin masyarakat, dan metode pengenalan isu-isu baru.
5.Communication: Organizer mungkin tak selalu bermutu, tetapi tetap bisa efektif dan sukses. Asalkan dia menguasai seni komunikasi. Tidak akan berarti apapun apa yang Anda ketahui tentang banyak hal jika Anda tidak dapat mengkomunikasikan pada orang-orang Anda.
6.In the beginning: ini adalah aturan yang tidak kalah pentingnya. Sebagai organizer Anda harus mengenalkan identitasnya atau, dengan kata lain, mendapatkan lisensinya untuk beroperasi, hadir dan menggerakkan orang-orang. Anda harus bisa meyakinkan alasan mengapa ada diantara orang-orang — alasan yang bisa diterima oleh orang-orang. Ini penting karena pada setiap community organizing setiap orang asing pasti dicurigai.
7.Tactics: TAKTIK artinya melakukan apa yang Anda bisa dilakukan dengan apa yang Anda miliki. Taktik adalah tindakan yang disengaja dengan sadar yang digunakan manusia untuk hidup bersama dan berurusan dengan dunia di sekitar mereka. Dalam dunia memberi dan menerima, taktik adalah seni tentang bagaimana mengambil dan bagaimana memberi. Dalam konteks memperjuangkan sesuatu maka perhatian utama adalah taktik mengambil; bagaimana The Have-Nots dapat mengambil alih kekuasaan dari Haves.
8.The genesis of tactic proxy: ini pendekatan semacam improvisasi ketika taktik yang disusun dan direncanakan harus diubah karena situasi yang berubah. Organizer harus sigap dan sensitif membaca situasi untuk mengambil tindakan dengan taktik yang baru.
9.The way ahead: Bagian ini Alinsky memberi refleksi. Aktivis dan radikal, di dalam dan di luar kampus — orang-orang yang berkomitmen untuk berubah — harus melakukan perubahan total. Mungkin ada beberapa pengecualian, aktivis dan radikal adalah produk dari dan pemberontak terhadap masyarakat kelas menengah. Semua pemberontak harus menyerang kekuasaan negara di masyarakat mereka. Para pemberontak dengan rendah hati menolak nilai-nilai dan cara hidup kelas menengah. Mereka telah mencapnya sebagai materialistis, dekaden, borjuis, merosot, imperialistik, suka perang, brutal, dan korup. Tentu ini adalah gambaran perlawanan dimana jaman Alinsky hidup. bagi negara dan situasi seperti di Indonesia tentu kebijakan-kebijakan pemerintah yang merugikan publik adalah target perlawanan. Menjelang pemilu presiden maka ‘perlawanan’ adalah dalam konteks mengkritik program dan kebijakan pemerintah status quo dan mempromosikan program dan kebijakan baru sebagai jalan perubahan kekuasaan.
“SAUL ALINSKY lahir di Chicago pada 1909, dan dididik pertama kali di jalan-jalan kota itu dan kemudian di universitasnya. Lulus dari Universitas Chicago dalam studi kriminologi memperkenalkannya kepada Geng Capone, dan kemudian ke Joliet State Prison, di mana dia belajar kehidupan penjara. Ia mendirikan apa yang dikenal saat ini sebagai ideologi Alinsky dan konsep Alinsky tentang organisasi massa untuk kekuasaan. Karyanya dalam mengorganisir orang miskin untuk memperjuangkan hak mereka sebagai warga negara telah diakui secara internasional. Pada akhir 1930-an ia mengorganisir area Back of the Yards di Chicago (Upton Sinclair’s Jungle). Selanjutnya, melalui Yayasan Kawasan Industri yang dimulai pada tahun 1940, Alinsky dan stafnya telah membantu mengorganisasi masyarakat tidak hanya di Chicago tetapi di seluruh negeri dari ghetto hitam Rochester, New York, ke barrios Meksiko di California. Karena upaya pengorganisasian awal itu Alinsky ditangkap dan dipenjarakan dari waktu ke waktu,
Dia meninggal 1972.
Menurut Alinsky membangun organisasi yang kuat membutuhkan waktu. Membosankan. Tetapi begitulah permainan dimainkan. Mengorganisasi harus dilakukan untuk merebut kekuasaan, mereformasi kekuasaan dan mengelola kekuasaan.
Ingat: begitu Anda mengorganisasikan orang-orang di sekitar sesuatu misalnya soal polusi, maka orang yang terorganisir akan bergerak. Dari sanalah langkah awal untuk memainkan politik soal polusi, termasuk ke polusi kekuasaan. Tidak cukup hanya memilih kandidat Anda. Anda harus tetap menekan. Kaum Radikal bisa belajar dari tanggapan Franklin D. Roosevelt terhadap delegasi reformasi, “Oke, Anda yakinkan saya. Pergilah keluar dan berikan tekanan pada saya! Aksi datang dari menjaga isu-isu tetap menyala. Tidak ada politisi yang bisa duduk di atas isu-isu panas jika Anda membuatnya cukup panas (h. 22).”
Alinsky percaya bahwa bahaya besar selalu menyertai peluang besar. Kemungkinan kehancuran selalu tersirat dalam tindakan penciptaan. Jadi musuh terbesar dari kebebasan individu adalah individu itu sendiri. Sejak awal, kelemahan dan kekuatan cita-cita demokrasi adalah rakyat. Orang tidak bisa bebas kecuali mereka bersedia mengorbankan beberapa kepentingan mereka untuk menjamin kebebasan orang lain. Harga demokrasi adalah upaya mengejar kebaikan bersama oleh semua orang. Seratus tiga puluh lima tahun yang lalu Tocqueville * dengan serius memperingatkan bahwa kecuali warga negara secara teratur terlibat dalam tindakan mengatur diri mereka sendiri, pemerintahan sendiri akan berlalu. Partisipasi warga adalah semangat menjiwai dan kekuatan dalam masyarakat yang didasarkan pada kesukarelaan (h. 25).”
Rules for Radicals diterbitkan pertama kali 1971 dan diterbitkan ulang pada 1989. Buku yang sudah lama. Kondisi saat ini tentu sangat berbeda dengan 30 tahun lalu. Tetapi prinsip-prinsip community organizing yang dikembangkan Alinsky masih tetap relevan, sekalipun dalam abad digital. Seperti kata Schutz and Miller (2015): Alinsky telah memberi dan memelihara makna penting “people power.”
Dalam konteks kontestasi Pemilu, para kontestan, timses dan para pendukungnya perlu mencari cara baru yang mangkus dan sangkil dalam community organizing. Tujuannya jelas untuk menempatkan calon presiden di Istana dan legislator di Senayan.
Kaum Intelektual:
Bicara Kebenaran, Mengungkap Kebohongan

Share
27

Related posts

Tuesday July 11th, 2023

Bincang Buku 51 – Politik Rumput dan Nafsu Kekuasaan


Read more
Tuesday July 11th, 2023

Bincang Buku 50 – Mengapa Intelektual Mendukung Diktator?


Read more
Monday June 5th, 2023

Bincang Buku 49 – Apatis Politik


Read more
Monday June 5th, 2023

Bincang Buku 48 – Manifesto Demokrasi: Demokrasi Tanpa Partai, Demokrasi Tanpa Pemilu, Politik Tanpa Politisi


Read more
© Copyright 2023 - Re-Mark Asia | All Rights Reserved
      Next February 12, 2021
      Bincang Buku 16 - Cendekiawan padam karena dua hal: kekuasaan dan ketakutan

      “Cendekiawan padam karena dua hal: kekuasaan dan ketakutan.” —Dwi R. Muhtaman—   Bogor, 18112018 #BincangBuku #16   Ada dua buku…

      Previous February 9, 2021
      Bincang Buku 14 - Homosapien akan Segera Berakhir

      Homosapien akan Segera Berakhir —Dwi R. Muhtaman— Bogor, 10112018 #BincangBuku #14     “Techno-humanism agrees that Homo sapiens as we…

      Random June 11, 2021
      Bincang Buku 41 - Contemplative Computing:  Cara Melawan Ketagihan Distraksi

      Contemplative Computing:  Cara Melawan Ketagihan Distraksi —Dwi R. Muhtaman— Bogor-Nanga Pinoh, Melawi, 23.01.2020 Bogor, 25.05.2020 #BincangBuku #41 —bagian 1 dari…