Green Swans, John Elkington, 2020
“John Elkington is one of the true pioneers in the sustainability movement and has made a real contribution to the way business thinks about its role in the world. With this new book, John uses his exceptional creativity and insight to give us further food for thought on the challenges we face, and alternative and original ways of thinking about them.”
—Dame Polly Courtice, Director of the University of Cambridge Institute for Sustainability Leadership (CISL). ”
Juru.Buku #1 Green Swans, John Elkington (2020).
Membincangkan Green Swans sebuah buku yang mengupas tentang masa depan gagasan sustainability, dan kemana arah kapitalisme (kalau masih ada).
Abstrak buku:
Angsa telah lama menjadi simbol keindahan, keanggunan, dan kesukaran. Tetapi satwa yang luar biasa ini juga melambangkan potensi untuk perubahan dan, khususnya, untuk transformasi. Perubahan yang radikal sangat diperlukan agar kita bisa mencapai pengelolaan sumber daya alam yang lestari. Sikap transformatif itu sangat relevan mengingat bahwa dekade mendatang, Exponential Twenties—sebuah situasi yang akan menjadi saat terburuk bagi mereka yang berpegang teguh pada cara lama, namun berpotensi terbaik untuk mereka yang merangkul dan menunggangi cara yang baru—akan tekanan untuk perubahan transformasional dan regenerasi menuju keluar dari kemelut…
Juru.Buku: Jalal, seorang Bookworm yang menyebut diri sebagai Sustainability Provocateur. Ia adalah CSR dan ESG Strategist. Seorang konsultan yang kecanduan film dan musik.
Tuan Rumah: Dwi R. Muhtaman, penggemar membaca segala macam bacaan, senang menulis sajak sebagai cara untuk membebaskan diri dari segala hal yang terpendam. Co-Founder Remark Asia, sebuah gagasan untuk merawat sustainability.
Pada 2007 terbit buku yang berjudul The Black Swan: The Impact of Highly Improbable, sebuah gagasan yang melihat sisi kejadian yang sama sekali tidak bisa diperkirakan. Sebuah peristiwa yang sangat mustahil diketahui sebelum kejadian. Ada tiga karakteristik pada setiap peristiwa: Tidak dapat diprediksi;
membawa dampak besar; tampak lebih acak, dan lebih sulit diprediksi daripada yang diduga sebelumnya. Buku itu ditulis oleh Nassim Nicholas Taleb, seorang penulis dan profesor di the University of Massachusetts at Amherst. Itulah fenomena yang disebut the Black Swan, Angsa Hitam. Angsa hitam mendasari hampir segalanya tentang dunia kita.
Pada tahun ini, 2020, John Elkington, seorang penulis buku yang produktif, menerbitkan bukunya yang ke 20: Green Swans: The Coming Book in Regenerative Capitalism. Peristiwa demi peristiwa menunjukkan bahwa kapitalisme akan goyah atau hancur total. Tetapi kehancurannya justru adalah menyediakan lahan subur untuk bersemi kembali benih-benih kapitalisme dalam bentuk yang lebih bertanggung jawab secara lingkungan dan sosial. Seperti sebuah huruf U dimana kapitalisme saat ini berada pada tubir jurang paling buruk. Tetapi kemudian dia akan bangkit merayap pada posisi dan bentuknya yang baru. Dia membahas masalah yang mendalam di bawah sistem pasar bebas yang menimbulkan pemikiran jangka pendek dan menghasilkan bencana, membandingkan sikap bisnis minyak misalnya terhadap perubahan iklim dengan bagaimana industri tembakau menolak untuk berurusan dengan risiko kesehatan produknya. Namun, dalam jangka panjang, Elkington percaya bahwa masa depan akan menjadi milik para pemimpin yang berpikiran maju dan bertanggung jawab, seperti Marc Benioff, co-CEO perusahaan perangkat lunak Salesforce, yang menyerukan agar pajak naik, bukan turun, pada orang-orang yang berpenghasilan tinggi seperti dirinya sendiri. Itu penting untuk membantu peningkatan anggaran bagi urusan-urusan sosial. Perubahan sangat diperlukan. Elkington menawarkan harapan yang penuh optimisme yang sangat dibutuhkan saat ini ketika dunia mengalami masa yang paling sulit. Buku ini diakui oelh Elkington sangat dipengaruhi oleh gagasan The Black Swan meski dengan jalur yang berbeda.