Logo-Remark-Asia-WhiteLogo – Re-Mark AsiaLogo-Remark-Asia-WhiteLogo-Remark-Asia-White
  • Home
  • Who we are
    • Brief history
    • Career with us
    • Clients
    • Legalities
    • Networking and partnership
    • Purpose and vision
    • Management
    • Our experience
    • Our Team
  • What we offer
    • Consultancy Services
      • Carbon Stock Assessment
      • Free Prior and Informed Consent
      • High Carbon Stock
      • High Conservation Value
      • Land Use Change Analysis
      • Participatory Mapping
      • Social Impact Assessment
    • Sustainability Audit
    • HCVN ALS Report
  • AiKnow
    • About AiKnow
    • Meet the Trainers
    • Our Team
    • Courses
      • Top Courses
        • HCV ALS Lead Assessor Training
        • High Carbon Stock Training
        • Social Impact Assessment Training (SIAT)
      • HCV Concept Learning
      • HCV + HCS Integrated Lead Assessor Training Course
      • FPIC Concept Learning
      • Facilitator Training
      • In-house Training
    • Training & Activity
      • Training Calendar
      • Training Activity
      • Fieldtrip Activity
      • In-House Training
    • Quarterly Discussion
    • Program Mitra-AiKnow
      • Tokopedia
        • Prakerja
          • Sertifikat
    • Register
    • Contact Us
  • Knowledge
    • Juru Buku
    • Bincang Buku
    • Halaman DRM
    • Membumi Lestari
    • Sustainability 17A
  • Media & news
    • News
    • Galeri
    • Downloads
✕

Masa Depan Hutan Indonesia

  • Home
  • Media & news
  • News
  • News
  • Masa Depan Hutan Indonesia
Published by remarker at Monday July 13th, 2020
Categories
  • News
Tags
  • carbon accounting
  • carbon assessment
  • carbon calculation
  • certification
  • environmental services
  • HCS
  • HCS assessment
  • HCV
  • HCV assessment
  • ISCC
  • ISCC assessment
  • ISCC technical assistant
  • ISPO
  • ISPO technical assistant
  • konsultan
  • konsultan carbon
  • konsultan HCS
  • konsultan HCV
  • konsultan ISCC
  • konsultan ISPO
  • konsultan RSPO
  • konsultan SEIA/SIA
  • re-mark asia
  • re-markasia
  • remark asia
  • remarkasia
  • RSPO
  • RSPO technical assistant
  • SEIA
  • Social Impact Assessment
  • sustainability
  • Sustainability Audit
  • sustainability strategy
  • sustainable management
  • sustaining sustainability
Indonesia merupakan negara yang menjadi sorotan dunia atas maraknya perdagangan kayu illegal yang berujung pada deforestasi. Tanpa pengawasan yang tegas dan keras dalam menegakkan hukum lingkungan, ilmu silvikultur, hingga manajemen hutan, rimba Indonesia merana. Kini 34 juta hektare tutupan hutan hilang dan 49% hewan endemik lenyap.

Sertifikasi di gadang-gadang sebagai alat yang dapat menekan kerusakan hutan. Sistem penilaian yang ketat dalam mengatur perdagangan kayu internasional diyakini dapat memaksa pengelola hutan menahan diri untuk tidak membabi buta dalam produksi kayu. Konsep kelestarian dalam sertifikasi hutan menjadi muara kritik terhadap kerusakan lingkungan dan kepentingan industri yang mengolah hasil-hasil sumber daya alam.

Harga kayu dan pasar tidak otomatis menjadi reward bagi hutan yang telah mendapatkan sertifikat lestari. Tidak mengherankan banyak pihak kemudian meragukan fungi dan manfaat sertifikasi dalam mengelola hutan. Hal ini diperkuat pada fakta bahwa sertifikasi kehutanan berkelanjutan tidak mampu menyelesaikan seluruh isu sosial, lingkungan, legalitas, terkait kehutanan. Pada akhirnya timbul debat berkelanjutan yang berporos pada definisi sustainability bercampur personal incredulity, dan mempertentangkan praktik kehutanan dan sertifikasi kehutanan berkelanjutan. Hasilnya debat ini membiarkan kondisi kehutanan yang seadanya hingga berkelanjutan yang ditambah dengan tenaga lapangan yang kurang kompeten.

Namun dalam perjalanannya sertifikasi hanyalah merupakan alat untuk pasar kayu dan bukan untuk menjawab akar permasalahan sebenarnya dari kerusakan hutan di Indonesia. Skema voluntary ataupun mandatory akan selalu dipandang sebagai alat yang belum bisa membawa hutan Indonesia menjadi lebih baik. Terlebih lagi kondisi kelembagaan di Indonesia yang memiliki banyak aturan yang harus dipatuhi oleh pengelola hutan. Beban yang harus ditanggung pengelola hutan atas nilai dan biaya transaksi yang tinggi dari aturan pemerintah yang wajib diikuti membuat kelestarian hutan semakin jauh dari kenyataan.
Tujuan
1. Membongkar apa saja inovasi terbaru yang diterapkan oleh skema sertifikasi hutan dalam mendorong pengelolaan hutan alam yang lestari.
2. Mampukan FSC menjawab tantangan dalam mewujudkan kelestarian hutan di Indonesia

Pembicara :
Pembicara 1 : Bapak Hartono Prabowo (FSC)
Pembicara 2 : Bapak Herman Prayudi (APHI)

Waktu pelaksanaan :
Selasa, 14 Juli 2020. Jam 10.00 WIB
Klik di sini untuk daftar
Masa Depan Hutan Indonesia
Share
58

Related posts

Social Return On Investment Training
Tuesday May 20th, 2025

Social Return On Investment Training


Read more
Tuesday April 15th, 2025

ECOTOURISM MASTER CLASS PLUS


Read more
Sunday March 23rd, 2025

3 Jenis Sertifikasi Re-Mark Asia untuk Mendorong Bisnis Berkelanjutan


Read more
Sunday March 23rd, 2025

4 Layanan Unggulan Re-Mark Asia untuk Mendukung Bisnis Berkelanjutan


Read more
© Copyright 2023 - Re-Mark Asia | All Rights Reserved
      Next July 16, 2020
      HCV ALS Lead Assessor ONLINE Training

      Pelatihan ini resmi dan hanya bisa diadakan oleh lembaga penyedia pelatihan yang terdaftar di HCV Resource Network (HCVRN). AiKnow by…

      Previous July 6, 2020
      Q&A Session: Wildlife Monitoring in HCV Area, (Download materi di sini)

      Sejak awal pandemi, Remark Asia melalui AiKnow telah melangsungkan beberapa sesi online sebagai pengganti training offline yang harus dibatalkan. Sesi…

      Random February 27, 2020
      Mekanisme Pelatihan HCV ALS Lead Assessor ke-5

        Berikut merupakan hal-hal yang perlu diketahui mengenai pelaksanaan pelatihan HCV ALS Lead Assessor:   Waktu dan tempat pelatihan:  …