halamn drm #6
Friluftsliv
Dwi R. Muhtaman
“If you truly love nature, you will find beauty everywhere.’
–Vincent van Gogh, artist”
(Oliver Luke Delorie. The Nordic Art of Friluftsliv).
Manusia adalah makhluq yang sepenuhnya menggantungkan hidupnya pada ekosistem alam. Alam menyediakan segala kebutuhan manusia. Dan itu telah terjadi sejak Homo sapiens hadir di bumi, 200.000 tahun lalu. Bahkan leluhur Homo sapiens dipastikan juga hanya mampu bertahan hidup karena keberadaan alamnya. Ketika alamnya berubah dan makhluq yang hidup di dalamnya tidak mampu beradaptasi dengan perubahan itu maka yang terjadi adalah kepunahan.
Banyak sebab alam berubah. Tetapi yang menjadi perhatian penting dalam 50 tahun terakhir ini adalah perubahan yang disebabkan oleh manusia sendiri.
“Isu-isu lingkungan seperti perubahan iklim telah menjadi terlalu terbungkus dalam slogan-slogan politik dan pertengkaran partisan,” tulis Dale Jamieson dalam bukunya “Reason in a Dark Time: Why the Struggle Against Climate Change Failed — and What It Means for Our Future.” Menurutnya, ada terlalu banyak pembicaraan yang dimaksudkan untuk menjadi ilmu pengetahuan atau kebijakan tetapi sebenarnya tentang sikap dan posisi. Kaum denial (golongan yang berpandangan penolakan terhadap adanya perubahan iklim) perubahan iklim paling bersalah dalam hal ini, tetapi pencinta lingkungan tidak selalu benar juga. Kita sering mendengar perbincangan situasi ini yang dianggap sebagai saat yang unik dalam sejarah manusia. Dan kita mempunyai kesempatan terakhir untuk melakukan perubahan. Tetapi setiap titik dalam sejarah manusia adalah unik, dan selalu merupakan kesempatan terakhir untuk membuat perbedaan tertentu. Sampai dunia atau umat manusia berakhir (secara harfiah), akan selalu ada kesempatan untuk membuat perbedaan. Kita perlu selalu kritis dan melihat apa yang tidak terlihat dengan jelas. Kita perlu melihat sesuatu dibalik yang senantiasa dipaparkan di hadapan kita. Menembus kabut dan dengan bijaksana memahami masalah yang kita hadapi. Kata Dale, seperti yang pernah dikatakan oleh mendiang ilmuwan iklim Jerry Mahlman, “There is no need to exaggerate the problem of climate change; it is bad enough as it is.” Tidak perlulah membesar-besarkan masalah perubahan iklim; situasinya sudah cukup buruk.
Para ilmuwan telah berkali-kali menunjukkan bahwa perubahan iklim yang sedang berlangsung sedang mengubah dunia sedemikian rupa sehingga kenyamanan, tempat, dan cara hidup yang akrab akan hilang dalam skala waktu bertahun-tahun atau puluhan tahun. Selama beberapa abad berikutnya, perubahan iklim berisiko mengakhiri banyak hal yang kita hargai, termasuk sebagian besar umat manusia dan ciptaannya. Perubahan iklim bukanlah fenomena yang terjadi di ruang hampa. Tetapi terjadi bersamaan dengan perubahan lingkungan, teknologi, dan sosial yang cepat. Bagi Dale, bahwa perubahan ini bersifat antropogenik adalah sangat penting. Kita membuat terjadinya perubahan iklim yang tidak diinginkan tetapi tidak tahu (atau tidak mau tahu) bagaimana menghentikannya. Tindakan manusia adalah pendorongnya, tetapi tampaknya hal-hal lain, bukan manusia, yang memegang kendali. “Perusahaan, pemerintah, teknologi, institusi, dan sistem ekonomi kita tampaknya memiliki kehidupan mereka sendiri. Rasanya seolah-olah kita hidup melalui beberapa penyimpangan aneh dari mimpi Pencerahan. Alih-alih kemanusiaan secara rasional mengatur dunia dan dirinya sendiri, kita berada di bawah belas kasihan monster yang telah kita ciptakan.”
Hubungan antara manusia dan alam selalu naik turun. Benci tapi rindu. Suka tapi berkhianat. Menikmati tetapi juga melukai. Sepanjang perjalanan sejarah Homo sapiens selalu ada cara kreatif ditemukan agar bisa tetap bisa hidup harmoni dengan alam dan mendapatkan kebahagiaan dari alam sekitarnya. Menikmati tanpa melukai. Mencintai dengan merawat agar tetap bisa memberi manfaat. Sebab kita bisa mangambil manfaat atas sumberdaya alam tanpa merusaknya. Negara-negara Skandinavia (Swedia, Norwegia, Denmark, Finlandia, and Islandia juga termasuk the Faroe Islands, Greenland, dan Åland) adalah negara yang beruntung karena alam yang melingkupinya memberi kebahagian dan kedamaian yang tak terkira. Mereka mempunyai filosofi dan wisdom dalam kehidupan sehari-hari. Dan itu menjadi cara dan gaya hidup masyarakat di wilayah Nordik tersebut. Pada setiap survey tentang kebahagiaan negara-negara itu selalu menduduki peringkat 5 besar.
Apa rahasinya? Salah satunya adalah gaya hidup yang disebut friluftsliv.
Oliver Luke Delorie menuliskan Friluftsliv ini dalam bukunya: “The Nordic Art of Friluftsliv.” Friluftsliv diucapkan free-loofts-LEEV dan diterjemahkan sebagai ‘kehidupan di udara terbuka’ atau ‘kehidupan di udara bebas,’ ‘open-air living’ atau ‘free air life’ kehiduapan di alam terbuka. Konsep friluftsliv tidak selalu tentang mendaki dan menaklukkan gunung tertinggi atau secara sembrono berpacu melintasi bukit pasir (walaupun kedua kegiatan yang memicu adrenalin ini sesuai dengan definisinya). Kita tidak perlu repot-repot untuk pergi jauh ke luar, atau menyewa pemandu, atau membeli GPS.
Dalam puisinya tahun 1859 ‘Paa Vidderne’, dramawan Norwegia Henrik Ibsen mengungkapkan konsep menjalani ‘free air life’ sebagai kebutuhan dasar manusia untuk berada di luar dan terhubung dengan alam. Dia menjelaskan perlunya waktu dalam kesendirian di alam untuk membuat pikiran seseorang jernih, jelas dan tenang. Ahli biologi evolusioner Profesor Hans Gelter, seperti dikutip Delorie, mengatakan ‘friluftsliv’ yang sesungguhnya seperti sedang menemukan jalan kembali ke alam; berada di alam terbuka bukan untuk suatu kegiatan, tetapi hanya untuk berada di sana’.
Terkait erat dengan gagasan friluftsliv adalah kebebasan untuk berkeliaran. Sekedar bermain di alam tanpa membawa segala macam agenda atau sesuatu yang sehari-hari biasa dilakukan. Semua negara Skandinavia – sebagaimana dibuktikan oleh Undang-Undang Rekreasi Luar Ruang Norwegia (Norway’s Outdoor Recreation Act) – mengizinkan akses gratis untuk berjalan kaki atau berkemah hampir di mana pun Anda suka, selama Anda menghormati penduduk setempat dan satwa liar dan alam yang ada di situ. Anda tidak perlu ijin untuk berdiam dan berkegiatan di alam bebas. Di Norwegia disebut allemannsretten (‘everyman’s right’), hak setiap orang–sebuah filosofi terbuka ini tidak bisa tidak mendorong eksplorasi, petualangan, dan penghormatan seumur hidup terhadap lingkungan. Semua orang menikmati dan semua orang menghormati.
Dolores berbagi beberapa tips yang bisa digunakan untuk merayakan spirit friluftsliv. Kegiatan-kegiatan yang banyak mengingatkan kita pada masa kecil. Dan memang friluftsliv seolah mengajak kita untuk (kembali) menyelaraskan nilai dan prioritas kita dalam menjalani kehidupan; karena ritme alami tubuh, pikiran, dan jiwa kita menemukan harmoni – perasaan seperti di rumah sendiri – ketika mereka berada di alam.
Ketika kita dijejali dengan berbagai kesibukan, berbagai jadwal yang nampak penuh dengan agenda, kadang pada saat itu kita kehilangan menata dan menetapkan tentang apa yang penting dan mampu membimbing kita pada kedamaian batin. Berkegiatan friluftsliv bisa membantu merebut (kembali) arah yang hilang dan mengalihkan perhatian pada hal-hal kecil dan sepele tetapi amat penting. Friluftsliv adalah kesederhanaan, tindakan sederhana. Tindakan yang hanya memerlukan aktivasi pancaindera. Seperti hanya duduk di rumput dan mendengarkan. Merasakan alam berbincang.
Menurut daftar PBB, negara-negara Skandinavia secara konsisten menempati peringkat sebagai negara paling bahagia di Bumi, jadi mungkin inilah saatnya untuk menyalakan kembali semangat friluftsliv dalam hidup kita – di mana pun tinggal – dan meruntuhkan tembok fisik dan imajinasi yang berdiri di antara kita dan keajaiban alam dunia. Kita akan mengalami hal-hal baik yang mengagumkan dan menakjubkan saat menguraikan rasa yang rendah hati dan sederhana, dan semoga dengan sadar kita terpicu untuk memelihara hubungan suci dengan alam.
Semua orang dimanapun dan siapapun bisa melakukan friluftsliv. Bagaimana mem-praktekkannya? Tidak perlu apa-apa untuk friluftsliv, cukup buka pintu, melangkah keluar dan ambil napas dalam-dalam. Dan ingat bahwa friluftsliv juga bisa menjadi kata kerja, mari kita melakukan ‘friluftsliving’.
Delorie memberi contoh kegiatan yang bisa dilakukan:
Duduk diam. Tinggalkan kenyamanan modern yang mengkungkung dalam tembok-tembok ruang. Keluar dan memasuki dunia besar di luar tembok dan atap. Carilah tempat yang nyaman di luar rumah atau kantor. Lalu hanya duduk diam dan tidak melakukan apa-apa. Jika pergi ke hutan dengan batang-batang kayu yang roboh nikmati dengan senang hati bersantai di kayu gelondongan itu. Atau sekedar duduk diam di bangku taman, atau puncak gunung megah yang menghabiskan berhari-hari mendaki. Nikmati untuk duduk di tempat-tempat itu dan tahan godaan untuk beralih ke hal lain sampai Anda berada di sana tanpa peduli apa pun kecuali udara segar. “Anda akan menemukan keheningan yang menyaingi spa Skandinavia.”
Saat memperhatikan tanggungjawab dan tugas kehidupan sehari-hari, kita dapat dengan mudah lupa untuk fokus pada detail halus yang dirancang untuk menyenangkan kita. Hal-hal kecil dan detil itu ada di mana-mana, dalam setiap bentuk, rupa dan penampakan. Triknya adalah memperbaiki kekuatan pengamatan kita agar bisa terhubung dengan baik secara emosional, fisik atau spiritual fenomena kecil-kecil itu. Setiap detik yang dihabiskan di luar rumah akan memadukan pikiran, tubuh, dan jiwa Anda dengan apresiasi terhadap keindahan alam yang terpampang. Mendengarkan bunga-bunga berbicara dengan warna dan aromanya yang mungkin pertama kali dirasakan. Termasuk mencium bau mawar.
Menikmati air pada tempatnya yang alami. Ini seperti ketika kita naik gunung atau masuk hutan perawan. Selalu menemukan air yang mengalir. Baik dari celah bebatuan atau akar. Atau mengalun melalui parit-parit kecil. Minumlah dari sungai yang sejuk dan jernih atau dari bahkan air botol; menyaksikan air menguap, berubah menjadi uap, dan membentuk dirinya menjadi awan; kagumi sifatnya yang cair dan cair saat menabrak batu terjal atau bermalas-malasan dengan jari-jari kaki di tepi pantai yang tenang. Visualisasikan luasnya lautan yang hampir tak berujung membentang melintasi waktu yang begitu luas sehingga pemberhentian berikutnya adalah daratan yang jauh; meleleh di bawah denyut nadi air terjun. Cair dan beku, H2O adalah komponen penting dalam pembangunan setiap makhluk hidup di Bumi, keajaiban yang pantas untuk dirayakan, dihargai, dan dilestarikan.
Tidur sejenak di atas rumput. Pada musimnya, halaman rumput seperti karpet yang rimbun dan lembut. Rebahkanlah badan. Bayangkan kapan terakhir kali berbaring cukup lama atau tertidur di padang rumput hijau tanpa khawatir? Apakah Anda suka bergulingan dan mendengkur, memanjakan tubuh dengan nyaman pada hamparan rumput.
Saksikan matahari terbit dan terbenam. Cahaya pertama di hari yang baru adalah atraksi yang banyak dicari orang. Demikian juga perpisahan terakhir saat jelang malam tiba. Kita takjub pada cahaya di langit dengan segala kemuliaan yang bersinar. Cahaya itu telah memberi kehidupan bagi banyak makhluq. Buah dan sayur mayur kita tumbuh segar karena cahaya itu. Karena cahaya itu pula kita melakukan perjalanan. Tetapi karena tenggelamnya cahaya itu pula kita bisa menikmati rehat yang begitu nikmat. Matahari terbit dan terbenam ini mencerminkan dua momen paling ajaib dalam hidup kita.
Napas kehidupan. Otak kita mungkin lupa bahwa kita adalah manusia yang hidup dan bernapas. Tindakan sederhana dengan memperhatikan ritme kemampuan fogging pada kacamata, misalnya, akan menempatkan diri ke dalam keadaan meditatif. Bernapas dengan mengeluarkan embun akan memberi kesadaran kita saat berolahraga. Itulah napas kehidupan. Gerakkan badan dan bernapas dalam.
Jika kita cukup beruntung untuk mengisi paru-paru dengan udara Norwegia yang segar, kita dapat bernapas lebih mudah karena mengetahui negara ini adalah pemimpin nol-emisi. Tetapi di Indonesia juga begitu banyak tempat dengan udara yang alami, segar. Saat menjelajahi alam liar di pedesaan terdekat kita, padang rumput, atau lahan pertanian adalah saat terbaik untuk menyerap ekstasi euforia yang luar biasa dari lingkungan itu. Ingatlah bahwa dengan setiap tarikan napas, kita berintegrasi dengan segala sesuatu di sekitar, dan dengan setiap hembusan napas yang dilepaskan.
Berjalan. Saat berjalan, Anda membiarkan pikiran berpikir sendiri (sehingga dapat menikmati kedamaian dan ketenangan). Tubuh kita suka bergerak dengan cara yang lembut yang meregangkan otot-otot, meski hanya sedikit. Ketika darah mulai mengalir, kita bisa mulai merasakan denyut terus menerus dari input psikis di sekitar. Semakin bergerak berkelok-kelok – dan menyelaraskan diri dengan – alam, semakin kita menjadi magnet bagi ide-ide baru. Apa bentuknya? Itu terserah Anda. “Only you know what you are searching for when you walk out your door.” Hanya Anda yang tahu apa yang dicari ketika keluar dari pintu rumah.
Bermain adalah salah satu hal yang penting dalam ‘friluftsliving.’ Juga tidak membutuhkan kerepotan untuk melakukannya. Misalnya mengumpulkan kerang atau sekedar mengumpulkan batu-batu. Jika berkesempatan ke pantai jelajahi bukit pasir dan kerikil di tepi laut dengan cermat. Ada banyak cangkang kerang yang dihancurkan dengan sempurna oleh debur ombak. Kumpulkan kerang-kerang rumah makhluk bawah laut itu dan jadikan mereka perhiasan, tempat sabun, tempat lilin atau hiasan untuk macam-macam. Dengan batu kita bisa bermain stone stacking, menumpuk batu demi batu hingga tinggi dan seimbang.
Sketsa. Sekali-kali jadilah seorang seniman. Ambil segenggam krayon, kapur atau pensil warna dan kertas kosong ke dalam tas, dan pergilah ke pantai, hutan, sawah atau tebing pinus untuk menemukan tempat yang tenang. Di mata batin, mulailah dengan menelusuri bentuk struktur, permukaan, atau kontur apa pun yang menarik perhatian. Sekarang coba hal yang sama di atas kertas. Tidak perlukan panduan siapa pun kecuali diri sendiri.
Kerajinan liar. Di seluruh hutan belantara liar di lingkungan kita terdapat banyak tanaman dan rempah-rempah yang tidak dibudidayakan yang dapat kita panen dan peras menjadi cairan, campuran obat herbal dan menjadi tonik, teh, dan tincture. Anda dapat berjalan melewati tanaman yang dapat dimakan dan obat setiap hari, jadi jagalah agar mata tetap terbuka karena apa yang tampak seperti rumput liar mungkin juga merupakan sumber kesejahteraan. Temukan pemandu lokal yang dapat mengajari perbedaan antara yang dapat dimakan dan yang mirip racun (yang jumlahnya banyak) dan cari buku untuk membantu mengidentifikasi masing-masing. Mintalah izin untuk memetik beberapa helai daun atau bungan hutan sebelum membuat potpourri wangi dari tanaman yang tumbuh di situ atau lahan pribadi.
Merenung berarti ingin tahu tentang sesuatu tanpa berpikir terlalu keras tentangnya. Merenungkan dan mengagumi setiap kejadian pada alam merupakan hal penting menikmati alam bebas. Perkuat koneksi Anda. Setiap napas dan setiap langkah menawarkan kesempatan untuk (kembali) terhubung dengan banyak hal. Temukan kenyamanan (hygga), akar suasana hati (hugr), dalam fondasi dasar dan elemen penting yang menginspirasi untuk menjalin kontak.
Kulit pohon. Perhatikan dari jauh. Dekati perlahan. Perhatikan kulit pohon itu. Mirip dengan kulit kita sendiri, lapisan terluar dari pohon, tanaman merambat, dan semak belukar tidak hanya melindungi tanaman berkayu ini dari terik matahari dan angin kencang, mereka juga menyediakan perlindungan bagi serangga, lumut, dan jamur. Lebih jauh lagi, banyak mamalia (termasuk manusia) tidak memakan kulit kayu manis dan rapuh, tetapi kulit bagian dalam kebanyakan pinus, elm licin, birch hitam dan kuning serta cemara merah dan hitam (semuanya dianggap tanaman yang dapat dimakan). Jadi tutup mata dan dengan hati-hati membelai sudut dan celah tekstur kulit pohon yang keras pada perjalanan yang akan datang; itu dapat membangkitkan (atau memulihkan) kesadaran ekstra-sensor tentang keanekaragaman hayati penting dari hutan.
Ada banyak cara untuk menjelajahi dunia seperti halnya orang dan kepribadian, dan dengan menjelajahi maka terbitlah pengalaman. Ide-ide dalam berikut ini akan mendorong kita untuk keluar dan menghirup ‘udara bebas’.
Ujung Bumi. Kita bisa sampai ke Kutub Selatan melalui darat. Kutub Utara berada di tengah Samudra Arktik. Jarak antara keduanya – dari satu ujung Bumi ke ujung lainnya – hanya 13.832,88 km (8.595,35 mil). Orang-Eropa lebih dekat ke salah satunya. Berdiri dalam keheningan yang tenang di puncak (atau bawah) dunia dalam ekspedisi Arktik atau Antartika adalah perasaan yang tidak akan didapatkan dari buku atau film. Kita pun bisa melakukan perjalanan di ujung dunia dalam wilayah Nusantara. Menikmati perjalanan yang paling sulit dan jauh adalah bagian dari ‘friluftsliving.’
Tidur di tempat tidur gantung (hammock). Setelah menginjak-injak tunggul dan kayu gelondongan atau berjalan dengan susah payah melalui semak belukar, biarkan angin mengayunkan buaian nyaman dengan lembut. Saatnya mengubah hutan atau atau kebun menjadi kamar tidur berangin. Menggantung tempat tidur gantung di antara dua pohon. Nikmati apa yang terjadi saat menggelar kamar tidur yang berada diantara pepohonan di hutan. Kita bisa melakukannya di pantai atau dimanapun yang berbeda dari biasanya.
Dua roda. Kemana pun kita dapat pergi dengan empat roda. Bepergian dengan dua roda seringkali lebih cocok daripada engan empat roda. Kemana kita mau pergi? Dan bagaimana mencapainya? “Four wheels move the body and two wheels move the soul.” ‘Empat roda menggerakkan tubuh dan dua roda menggerakkan jiwa’, kata orang bijak yang gemar bersepeda. Seperti yang diketahui semua orang yang bersepeda: sepeda berjalan dengan lemak dan menghemat uang, sementara mobil menggunakan uang dan dapat membuat gemuk.
Tumbuhkan makananmu sendiri. Menanam makanan sendiri adalah salah satu kesenangan terbesar dalam hidup. Kita tidak hanya akan merasa lebih aman mengetahui dari mana makanan berasal. Buah-buahan, sayuran, dan produk lainnya memicu kerja penuh kasih dan upaya memberdayakan semua orang yang berbagi waktu dengan Anda. Apakah secara bersama-sama merencanakan dan menanam kebun komunitas atau hanya menanam beberapa tanaman herbal favorit di balkon. Menikmati jerih payah sendiri dari kebun akan memberi sensasi apresiasi yang besar pada apa yang ditanam.
Main hujan. Hujan hangat adalah kelegaan yang disambut baik saat panas dan kering, penuh bermandikan sinar matahari; bermain dan berkecipak dengan air hujan memberi rasa bebas. Menyatukan kita sepenuhnya dengan alam. Seperti merasa berpelukan dengan kekasih yang penuh dengan kerinduan. Inilah yang ita rasakan waktu kecil dulu. Setiap hujan tiba, guyuran air adalah pelukan terbaik kita pada alam. Kita bisa melakukan itu saat ini juga, baik kit ayang sudah dewasa maupun anak-anak. Memberi mereka kebebasan untuk menyentuh alam dengan sekujur tubuh.
Beri pohon pelukan. Oksitosin mengikat kita dengan hal-hal favorit, dan dopamin membuat kita merasa baik. Gabungkan kedua hormon surgawi ini dan akan terasa seolah-olah Anda dapat melakukan apa saja. Ilmu pengetahuan menunjukkan bahwa orang-orang lebih bahagia, lebih sehat, dan lebih kreatif, serta terhubung saat mereka menghabiskan waktu bersama pohon. Jika Anda galau mungkin saatnya untuk pergi ke hutan terdekat dan memeluk pohon. Begitu memeluk pohon tua yang kokoh dan besar, jangan buru-buru dilepaskan. Pohon dari segala bentuk dan ukuran akan selalu memeluk Anda kembali.
Berjalan tanpa alas kaki. Berjalan tanpa alas kaki akan memberi sensasi yang baru dan berbeda. Telapak kaki kit ayang terbiasa dengan alas kemanapun pergi perlu diberi pengelaman baru. Lepas sepatu dan remas rumput dingin di antara jari-jari kaki atau tenggelamkan ke dalam pasir lembut yang hangat. Injaklah lumpur yang becek di tengah hutan. Temukan tempat yang aman untuk kaki dan memecahkan kebekuan antara Anda dan lantai di bawah kaki. Nikmati sensasi yang bisa didapat dari pasir yang hangat, tanah yang sejuk, atau rumput yang lembut dan tajam.
Masih banyak kegiatan-kegiatan bersahaja dari cara kita berinteraksi dengan alam yang membuat kita hidup kembali di alam bebas. Hidup di alam bebas dengan begitu sempurna dan membahagian. Melepaskan kita dari segala beban sehari-hari dan tenggelam dalam pelukan alam semesta. Damai dan bahagia itu sederhana. ‘Friluftsliving’ mengajak kita merebut kembali kesederhanaan itu dengan cara membiarkan alam hidup dalam keseharian kita.
‘Friluftsliving’ adalah cara kita mengapresiasi dan mencintai alam dengan sederhana. Seperti kata pelukis kenamaan, van Gogh, jika kita mencintai alam maka kita bisa melihat kecantikannya dimana-mana.
Bogor, 8 Juni 2021