Sustainability 17A #53
–bagian 4 dari 5–
Dwi R. Muhtaman,
sustainability partner
Tabel 2 adalah matriks yang difokuskan pada kontradiksi antara klaim keberlanjutan atau tanggung jawab sosial perusahaan (CSR/ESG) dengan keterlibatan mereka dalam mendukung Israel, yang dituduh melakukan genosida, pembersihan etnis, dan penjajahan di Palestina. Data merujuk pada temuan dari gerakan BDS dan kampanye serupa. Tabel 2 menyingkap brand yang cukup populer dengan promosi produk yang masif.
Ringkasan Kontradiksi
– Coca-Cola: Mendukung Israel secara ekonomi melalui mitra lokal, meskipun mempromosikan citra ramah lingkungan dan sosial di negara lain.
– Nestlé: Investasi besar di Israel bertentangan dengan klaim tanggung jawab sosial globalnya.
– HP: Penyedia utama teknologi untuk infrastruktur pendudukan Israel, berlawanan dengan klaim keberlanjutan teknologi.
– Puma: Dukungan langsung terhadap olahraga Israel di wilayah pendudukan Palestina.
– Starbucks: Dugaan kontribusi eksekutif senior ke lembaga pro-Israel meskipun perusahaan membantah hubungan langsung.
– Unilever: Kontroversi Ben & Jerry’s menyoroti ketegangan antara citra tanggung jawab sosial dan praktik bisnis nyata.
– McDonald’s: Dukungan langsung terhadap IDF melalui McDonald’s Israel.
– Caterpillar: Penjualan alat berat yang digunakan untuk meruntuhkan rumah-rumah Palestina, kontras dengan komitmen keberlanjutan.
– AXA: Investasi dalam perusahaan senjata yang mendukung militer Israel.
– G4S: Terlibat dalam operasi penjara yang berkontribusi pada pelanggaran hak asasi manusia.
Tabel 2. Brand Populer dan Keterlibatan dalam Isu Palestina 1
Catatan:
– Banyak perusahaan yang menyatakan komitmen tinggi terhadap keberlanjutan dan tanggung jawab sosial tetapi tetap beroperasi atau berinvestasi di Israel, bertentangan dengan nilai yang mereka klaim.
– Kampanye boikot seperti BDS menyoroti inkonsistensi ini dan meningkatkan tekanan pada perusahaan-perusahaan tersebut.
– Beberapa perusahaan, seperti Ben & Jerry’s, telah mencoba mengambil langkah untuk menarik diri dari Israel, tetapi menghadapi tantangan dari perusahaan induk mereka.
Matriks ini memberikan gambaran lebih ringkas dan jelas tentang ketidakkonsistenan antara kebijakan perusahaan dan tindakan mereka dalam konteks konflik Palestina-Israel.
- Sumber Data: Analisis ini mengacu pada laporan perusahaan, data dari gerakan BDS, serta publikasi terkait.
- Konsistensi Nilai: Penilaian konsistensi mencerminkan keselarasan antara komitmen yang dinyatakan dalam laporan keberlanjutan dengan tindakan atau sikap perusahaan terkait isu Palestina.
- Sebagian Inkonisten: Menunjukkan bahwa perusahaan mungkin memiliki elemen keberlanjutan yang relevan tetapi terdapat kontradiksi dalam tindakan tertentu.
Selain perusahaan global, beberapa perusahaan dengan brand populer di Indonesia juga harus menjadi perhatian (Tabel 3):
Tabel 3. Brand Populer di Indonesia dan Keterlibatan dalam Isu Palestina 2
Catatan Penting:
- Perusahaan Global: Banyak perusahaan global menunjukkan komitmen keberlanjutan di laporan resmi, namun sebagian terlibat secara langsung atau tidak langsung dalam mendukung Israel.
- Perusahaan Populer di Indonesia: Perusahaan seperti Indofood, Gojek, Aqua, dan Telkom Indonesia menunjukkan fokus pada isu lokal, tetapi minim pernyataan terkait Palestina.
- Sumber Data: Data diperoleh dari laporan BDS Movement, laporan ESG/CSR perusahaan, dan analisis publikasi terkait.
Penggunaan Matriks
– Advokasi Publik: Menyoroti kontradiksi antara klaim keberlanjutan dan keterlibatan dalam isu Palestina untuk mendorong transparansi.
– Pendidikan Konsumen: Memberikan informasi kepada masyarakat tentang dampak kebijakan perusahaan terhadap hak asasi manusia.
– Kampanye Global: Mendukung upaya boikot terhadap perusahaan yang mendukung pendudukan dan pelanggaran HAM.
Industri Minyak dan Gas
Sudah barang tentu aksi boikot dan shaming dilakukan untuk industri minyak dan gas. Industri memegang peran kunci dalam invasi militer Israel ke palestina dan melakukan ethnic cleansing dan genosida. Tanpa enerji yang cukup maka semua invasi dan mesin-mesin pembunuh akan lumpuh. Fakta bahwa mesin-mesin berdarah itu tetap memborbardir Palestina dan mengalirkan darah-darah warga, tidak luput dari peran industri minyak dan gas yang memasuk tanpa henti.
Tabel 4. Komitmen Sustainability dan Keterlibatan dalam Isu Palestina
Catatan:
– Informasi di atas disusun berdasarkan data publik yang tersedia mengenai operasi dan keterlibatan perusahaan-perusahaan tersebut di Israel.
– Konsistensi dengan nilai yang dinyatakan dievaluasi berdasarkan komitmen perusahaan terhadap kebijakan keberlanjutan, ESG, dan hak asasi manusia dibandingkan dengan keterlibatan mereka dalam isu Palestina.
– Referensi/sumber informasi disertakan untuk memberikan bukti dan rincian lebih lanjut mengenai keterlibatan masing-masing perusahaan.
Tabel 4 yang memuat daftar perusahaan minyak global yang termasuk dalam boikot Gerakan BDS menunjukkan adanya ketidakkonsistenan antara komitmen keberlanjutan (sustainability), ESG, serta hak asasi manusia yang mereka nyatakan dengan keterlibatan mereka dalam memasok energi ke Israel. Perusahaan-perusahaan dalam daftar ini adalah beberapa pemain terbesar dalam industri minyak dan gas dunia, seperti Shell, BP (British Petroleum), ExxonMobil, Chevron, dan TotalEnergies.
Secara umum, semua perusahaan tersebut memiliki kebijakan dan komitmen terhadap keberlanjutan serta hak asasi manusia. Mereka menyatakan fokus pada transisi energi hijau, pengurangan emisi karbon, serta kepatuhan terhadap standar ESG global. Namun, keterlibatan mereka dalam proyek-proyek energi di Israel, termasuk investasi dalam eksplorasi dan produksi minyak dan gas, bertentangan dengan komitmen tersebut, terutama dalam konteks konflik Israel-Palestina.
Misalnya, Shell memiliki kebijakan keberlanjutan yang jelas dan berfokus pada pengurangan emisi serta perlindungan lingkungan, namun tetap menjalankan operasi bisnis di Israel dan berkontribusi dalam eksplorasi energi di wilayah tersebut. Begitu pula dengan BP, yang memiliki laporan keberlanjutan dan komitmen terhadap hak asasi manusia, tetapi masih berinvestasi dalam pengembangan sektor energi Israel, termasuk proyek Leviathan Gas Field.
ExxonMobil, sebagai salah satu perusahaan minyak terbesar dunia, telah menyatakan dukungan terhadap praktik ESG, tetapi masih terlibat dalam proyek eksplorasi energi di Israel, termasuk proyek Glaucus-2 di perairan Siprus yang berkaitan dengan kepentingan energi Israel. Chevron, setelah mengakuisisi Noble Energy, kini memiliki aset di Israel dan tetap menjalankan operasinya di sana, meskipun memiliki komitmen terhadap hak asasi manusia dan keberlanjutan. Demikian pula, TotalEnergies yang memiliki berbagai kebijakan keberlanjutan tetap terlibat dalam pengembangan infrastruktur energi di Israel, menunjukkan ketidakkonsistenan dengan nilai-nilai yang mereka nyatakan.
Keberadaan perusahaan-perusahaan ini dalam daftar boikot BDS menunjukkan bahwa, meskipun mereka mempromosikan prinsip keberlanjutan dan ESG, realitas bisnis mereka masih bertentangan dengan klaim tersebut. Boikot terhadap perusahaan-perusahaan ini menjadi bagian dari kampanye global yang menuntut tanggung jawab perusahaan dalam menjaga etika bisnis, terutama dalam situasi konflik dan pelanggaran hak asasi manusia.
Tabel 4 mengungkapkan bagaimana raksasa industri minyak dan gas global tetap menjalankan operasi di Israel meskipun mereka memiliki kebijakan keberlanjutan dan hak asasi manusia. Hal ini menunjukkan perlunya pengawasan yang lebih ketat terhadap kebijakan ESG serta penegakan tanggung jawab sosial yang lebih kuat dalam praktik bisnis global. Bagi masyarakat yang peduli terhadap keberlanjutan dan keadilan sosial, informasi ini menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan konsumsi dan investasi.
Bersambung pada bagian 5 dari 5 bagian.
1 Sumber Referensi:
【1】 BDS Movement – Coca-Cola
【2】 BDS Movement – Nestlé
【3】 Who Profits – HP
【4】 Kampanye “Boycott Puma”
【5】 BDS Movement – Starbucks
【6】 Investigasi Media – Unilever
【7】 BDS Movement – McDonald’s
【8】 Amnesty International – Caterpillar
【9】 “Stop AXA Assistance” BDS
【10】 Who Profits – G4S
【11】 BDS Movement – Intel
【12】 BDS Movement – Microsoft
【13】 BDS Movement – PepsiCo
【14】 BDS Movement – Levi’s
【15】 BDS Movement – Siemens
【16】 BDS Movement – Adidas
【17】 BDS Movement – Danone
【18】 Investigasi Media – Amazon
【19】 Laporan BDS – Booking.com
【20】 Investigasi Media – Airbnb
【21】 Laporan BDS – Facebook/Meta
【22】 Investigasi Media – Google
【23】 Laporan BDS – PayPal
2 Sumber Referensi:
【1】 BDS Movement – Unilever
【2】 BDS Movement – Nestlé
【3】 BDS Movement – Coca-Cola
【4】 BDS Movement – Levi’s
【5】 BDS Movement – Danone
【6】 BDS Movement – Adidas
【7】 BDS Movement – Ben & Jerry’s
【8】 Investigasi Media – Patagonia
【9】 BDS Movement – Starbucks
【10】 Who Profits – HP
【11】 Laporan BDS – Mayora
【12】 BDS Movement – Indofood
【13】 Investigasi Media – Gojek
【14】 BDS Movement – Aqua (Danone)
【15】 Investigasi Media – Pertamina